Menggali Ide yang Brilian dan Orisinil


Higashi Chaya merupakan salah satu distrik terkenal di Kanazawa di mana para penikmat budaya, turis, dan fotografer berbaur menyusuri.
Higashi Chaya merupakan salah satu distrik terkenal di Kanazawa di mana para penikmat budaya, turis, dan fotografer berbaur menyusuri gang yang bertema Jepang tempo dulu.

Ada satu kelas yang menurut saya pribadi menarik untuk diikuti selama masa perkuliahan semester 1 di Kanazawa University. Kelas ini bukanlah kelas yang wajib diambil, namun materi perkuliahannya menurut saya wajib untuk dipelajari, selain banyak hal lain terkait kearifan hidup yang juga menjadi bonus saat mengikuti kelas ini.

Kelas yang mengambil tajuk “English Communication” ini selain mengajarkan saya untuk menjadi penutur bahasa Inggris yang profesional dan tahu aturan main dalam berinteraksi dengan profesor, peneliti lainnya, dan juga audiens saat konferensi, juga memberi banyak inspirasi terkait dengan penelitian. Siapa sangka, ternyata pengampu kelas ini, seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat, adalah juga seorang peniliti di bidang cancer and medical health. Dan yang lebih hebohnya lagi, beliau mengawali karirnya sebagai sarjana di bidang Geografi. May be this the most wow moment…

Anyway, perkuliahan di kelas ini sampai pada materi bagaimana membuat sebuah presentasi yang apik, enak diikuti, dan juga membuat penonton tak merasa bersalah karena membuang waktu. Sebagai pengantar yang juga sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, kami diberi tugas untuk menonton video yang diunggah di website TED, yakni Steven Johnson: Where good ideas come from. Video yang diunggah pada tahun 2010 ini cukup menarik, karena sang pematerinya memberi ilustrasi menarik mengenai warung minum kopi (atau yang lebih sering dikenal dengan istilah kerennya Cafe) berjasa atau menjadi penanda perubahan dari zaman kegelapan menuju Renaissance di Inggris sana.

Tapi, bukan itu sebenarnya inti dari pembicaraannya, karena ilustrasi itu hanyalah hook untuk memancing perhatian audiens. Hal yang lebih esensial dari presentasi tersebut dan menjadi topik pada tulisan di blog kali ini adalah bagaimana sebuah ide brilian muncul.

  • Liquid Network as an Environment
    Dalam pengamatannya, Steven Johnson menemukan fenomena yang menarik untuk diungkap. Seringkali ide-ide brilian itu tidak muncul dari eksperimen di lab, melainkan saat para peneliti berkumpul dalam suatu rapat atau pertemuan yang membahas progress, masukan, atau pandangan lain dari orang yang mungkin tidak ahli di bidangnya. Sama halnya seperti neuron, semakin banyak koneksi atau ide yang terhubung, maka semakin besarlah peluang untuk menghasilkan ide yang brilian. Oleh karena itu, temuilah banyak orang pandai dan bijak serta perbanyaklah diskusi agar mendapatkan ide yang brilian.
  • Slow Hunch as a Process
    Ada pandangan yang keliru di masyarakat bahwa ide brilian bisa dimunculkan seketika. Kejatuhan apel kemudian bisa menulis teori gravitasi. Mandi di bak air yang penuh dan tumpah kemudian bisa menemukan hukum archimedes. Posting status di FB dan twitter kemudian jadi ustad *eh. Ada proses panjang yang seringkali terlewat dari pengamatan masyarakat, entah itu galaunya para peneliti tersebut saat mengolah informasi, mau diolah menjadi apa informasi ini, sebarapa banyak informasi yang perlu digali untuk sampai pada kesimpulan yang tepat, dan masih banyak hal lain. Proses itu mungkin bisa berlangsung hingga setahun, dua tahun, bahkan bisa belasan tahun. Oleh karena itu, dalam belajar diperlukan ketekunan dan kesabaran yang super. Tak cukup hanya membaca satu-dua buku atau jurnal untuk menentukan hipotesis, apalagi hingga pada tahap kesimpulan. Masih banyak hal yang perlu digali dan dimengerti agar informasi yang didapat mengkristalkan menjadi suatu ide yang keren.
  • Procrastination as a Compiler
    Di sini saya tidak menganjurkan hal yang kontraproduktif dengan kedua ide di atas. Memang procrastinator cenderung dikonotasikan negatif karena pelakunya terlihat tidak serius dan banyak menghabiskan waktu. Tapi jika procrastination dimanfaatkan dengan baik, maka akan membuat kreativitas semakin naik, karena ada jeda waktu untuk menyerap banyak ide dan memikirkan sesuatu hal dalam beragam perspektif sebagaimana di sampaikan Adam Grant dalam presentasi TED. Oleh karena itu, setelah belajar dengan keras, berilah pikiran kita waktu dengan procrastination agar ilmu yang didapat bisa diserap dengan baik dan dikompilasi dengan banyak hal sehingga didapat ide yang luar biasa.

Semoga sekeping pengalaman ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Jika ada yang kurang tepat itu karena pemahaman saya pribadi yang dangkal dan jika ada benarnya, itu karena hidayah dan petunjuk dari Gusti Allah semata.


Leave a Reply