Pencarian Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri (Part 1)


Mulai dari artikel ini, saya berbagi pengalaman saya dalam mencari beasiswa kuliah S2/S3 di luar negri secara khusus untuk negara tujuan Korea Selatan dan Jepang. Sebelum bercerita lebih jauh, saya perlu menjelaskan “disclaimer/restriction” mengenai artikel berantai ini.

Meskipun saya mencoba membawa artikel ini ke luar dari domain negara tujuan secara spesifik, namun dalam penerapannya pembaca diharapkan tidak “meng-copy-paste” pengalaman saya ini secara lugas karena tiap negara bahkan universitas di luar negeri memiliki karakteristik cara berkomunikasi dan seleksi beasiswa yang berbeda.

Dengan mencoba tips-tips yang saya bagikan di sini, pembaca mungkin tidak akan langsung berhasil, akan ada masanya beberapa kali ditolak sebelum akhirnya berhasil mendapatkan LoA dan beasiswa. Jadi mohon bersabar dan pantang menyerah untuk mengejar beasiswa studi S2/S3.

Dalam mencari beasiswa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni apakah pemberi beasiswa adalah lembaga yg sama dengan yang menerima kuliah? Jika beda, manakah yang mesti didahulukan, apakah mendapatkan LoA (unconditional/conditional) dulu setelah itu seleksi beasiswa? ataukah mendapatkan beasiswa dulu baru setelah itu mendapatkan LoA unconditional?

Sepemahaman saya, banyak skema yang bisa digunakan untuk mencari beasiswa, tidak hanya terbatas pada pertanyaan di atas. Namun apapun skemanya, para pencari beasiswa (PPB) setidaknya harus menyiapkan beberapa dokumen berikut ini.

  • Curriculum Vitae (CV) ini adalah dokumen yang wajib ada dan akan selalu digunakan saat memperkenalkan diri. Melalui dokumen ini, para professor / lembaga pemberi beasiswa akan mempertimbangkan kelayakan untuk menerima PPB sebagai mahasiswa / penerima beasiswa.
  • Ijazah dan transkrip nilai versi bahasa Inggris tentu saja dibutuhkan sebagai bukti bahwa calon mahasiswa / penerima beasiswa telah mendapatkan gelar / kualifikasi tertentu.
  • Sertifikat bahasa Inggris International (biasanya TOEFL 550 / IELTS 6.5) biasanya digunakan sebagai syarat wajib dalam seleksi administrasi. Namun untuk bebrapa negara ada yang mensubstitusikan dokumen tersebut dgn sertifikat bahasa setempat seperti TOPIK utk sertifikat bahasa Korea dan JLPT untuk sertifikat bahasa Jepang.
  • Proposal riset adalah persyaratan wajib bagi pelamar yang akan menempuh kuliah S3, namun untuk calon mahasiswa S2 kadang tidak diperlukan. Tapi, untuk jaga-jaga sebaiknya calon mahasiswa S2 juga mempersiapkannya.
  • Cover Letter adalah suatu surat, biasanya dijadikan body email saat menghubungi professor yang akan merekrut calon mahasiswa S2/S3, yang mennyajikan secara singkat mengenai profil dan kualifikasi pelamar. Dari cover letter ini, para professor / pemberi beasiswa akan menilai secara sekilas mengenai kemampuan pelamar dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris secara tertulis, dan juga kesesuaian kualifikasi pelamar terhadap persyaratan yang diminta. Sehingga, pelamar wajib membuat cover letter sesingkat dan semenarik mungkin untuk meyakinkan pembaca agar menerima pelamar sebagai calon mahasiswa / penerima beasiswa.
  • Recommendation Letter adalah surat yang menunjukkan kualifikasi pelamar dan hubungan pelamar dengan pemberi rekomendasi. Jika pemberi rekomendasi adalah orang yang terkenal dan bereputasi (karena jabatannya, hasil risetnya, dll) maka semakin besar peluang pelamar untuk diterima dalam seleksi calon mahasiswa / seleksi beasiswa. Maka, sebelum mencari beasiswa ada baiknya para pelamar berkenalan dan membangun jejaring dengan orang-orang/pejabat-pejabat yang berpotensi besar memberikan rekomendasi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Syarat yang saya rinci di atas adalah syarat minimal yang harus ada dalam proses pencarian beasiswa. Untuk tambahannya seperti dalam beasiswa LPDP, para pelamar harus mempersiapkan juga beberapa essay, surat ijin atasan, dan juga hasil tes kesehatan yang bisa didapatkan di beberapa RSUD. Untuk beasiswa MEXT G to G, biasanya ada ujian tulis yang harus dilakukan di konjen / kedubes Jepang ataupun di kampusnya langsung di Jepang sana. Beda skema, tentu saja syaratnya berbeda-beda. Sehingga PPB diharapkan dapat beradaptasi dan mempersiapkan dengan baik jika ingin melamar berbagai macam beasiswa.


Leave a Reply